Friday, 27 February 2015

Makna Selametan Dalam Tradisi NU

Dinda Sharing- Selamatan biasa disebut juga dengan istilah lain Rasulan, dan tirakatan, dzikiran, tahlilan, kondangan, aturan, dan bancaan--sebuah tradisi orang Jawa dalam berbagai hajat untuk diberi keselamatan oleh Allah Subhanahuwata’ala.
Slametan ini misalnya dilakukan dalam hajat malam sebelum upacara pernikahan,supitan, mendirikan rumah, memasuki rumah baru, atau dalam hajat Mauludan (peringatan kelahiran Nabi), selikuran (malem 21 bulan Romadhon), dan sebagainya.

Bentuk dari slametan ini adalah nasi yang dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tumpeng di-wadhahi encek ditaburi gudhang terdiri dari daun-daunan, di atas tumpeng ada cabe merah yang di-sunduk dengan sapu lidi hingga seperti api nyala. Bentuk slametan merupakan simbolisme dari sebuah dakwah dengan bahasa sinandi. Dengan bahasa sinandi, sebab masa-masa itu bahasa sinandi benar-benar berjaya sangat diagungkan melebihi bahasa verbal.

Slametan, asalnya dari kata slamet: selamat arti dari kata dalam bahasa Arab Islam-agama Islam-aslama, yuslimu, Islam: menyerah-apabila orang mau menyerahkan diri kepada Tuhan, artinya iman yakin kepada Allah beragama Islam, maka akan selamat.
Rasulan, asalnya dari kata rasul (bahasa Arab), artinya utusan-Nabi Muhammad Sallallaahu ’alaihi wasallam. Rasul atau Nabi Muhammad adalah panutan atau pemimpin umat-memimpin manusia pada jalan keselamatan menuju Tuhannya dengan agama Islam. Oleh karena itu, kalau orang sedang Rasulan, berarti sedang menempuh jalan Nabi agar selamat sampai tujuan, yakni Tuhan Allah Subhanahuwata’ala.

Tumpeng, artinya adalah sebuah ajakan kepada setiap manusia agar metu dalan sing lempeng: berjalan pada jalan yang lurus atau yang benar, atau agar tumpeng: tumuju mring pengeran: menempuh jalan untuk menuju kepada Allah. Adapun jalan yang lurus atau yang benar untuk menuju kepada Allah itu adalah jalan Islam. Apa bila orang mau menempuh jalan Islam ini, maka akan selamat-sampai kepada Tuhan Allah Subhanahuwata’ala.
Tirakatan, asalnya dari kata thoriqun-thoriqoh, artinya jalan-menempuh jalan, atau istilah Jawanya gawe laku (amal)-maksud dan tujuannya untuk mendapatkan kepahaman agama (Tuhan).
Maksud berdasar kata atau istilah slametaan, rasulan, tirakatan, artinya agar benar-benar selamat, sesuai dengan kehendak Rasul, dan jalan yang benar, maka sudah barang tentu melakukan agama, dalam hal tersebut yang paling penting adalah dzikir-tahlil-dzikir, artinya ingat kepada Allah dengan banyak-banyak membaca kalimat laailaahaillallaah dan shodaqoh dalam bentuk tumpeng atau ambeng.

Dzikiran, asalnya dari kata dzikir artinya ingat-kepada Allah. Ujud dari ingat kepada Allah ini salah satu di antara yang paling penting adalah membaca tahlil: Laailaahaillallaah berulang-ulang hingga puluhan bahkan ratusan kali. Itulah maka dzikiran ini juga disebut dengan istilah tahlilan, atau dzikir tahlil. Untuk melakukan ini semua, diawali dengan atur-atur atau undang-undang lebih dulu. Itulah maka dzikir-tahlil tersebut juga biasa disebut dengan istilah katuran atau kondangan-asalnya dari kata atur dan undang.
Bentuk tirakatan ini banyak sekali, di antaranya ada yang menjalankan puasa, dzikir-tahlil, pengajian, lek-lekan (kumpul bersama- tidak tidur sementara maksudnya untuk muhasabah atau menghitung-hitung ketaatan diri kepada Allah sudah sampai sajauh mana), dan sebagainya.

Ada bentuk tirakatan dzikir tahlil yang dilakukan bersama-sama di suatu tempat rumah atau masjid. Setelah selesai kemudian makan bersama tumpeng atau ambeng yang ditaruh di atas encek dengan cara kembulan atau bathu (seperti sunah Nabi). Berkat asalnya dari kata berkah. Tumpeng  maksudnya mengingatkan agar kita sekalian metu dalan sing lempeng (berbuat kebajikan sesuai tuntunan agama). Encek, maksudnya mengingatkan kita pada kematian-senantiasa ancik-ancik di atas kematian (dirundung kematian).
Ajaran yang didakwahkan oleh para Wali dalam ungkapan tersebut, agar agama itu tidak saja dipelajari, tetapi juga yang penting diamalkan.

Semoga dengan membaca ini kita bisa lebih bijak dalam menilai adat istiadat maupun budaya kita sendiri..

Source : Buku Pesan Para Wali
thumbnail
Judul: Makna Selametan Dalam Tradisi NU
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Hikmah dan Renungan, Pernak-Pernik :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl