Dinda sharing - PESONA KEMATIAN- Siapa yang menganggap kematian sangat mempesona adalah laksana Yusuf memberikan jiwanya demi tebusan; siapa yang menganggapnya bagai serigala akan berpaling dari penyelamatan. Setiap kematian seseorang itu sesuai dengan sifat dirinya, anakku: bagi musuh Tuhan ia adalah musuh, bagi sahabat Tuhan ia adalah sahabat Di mata orang Turkoman cermin itu terang; di mata orang Etiopia ia gelap bagai orang Etiopia. Ketakutanmu terhadap maut sesungguhnya adalah ketakutanmu terhadap dirimu sendiri: lihatlah apa yang sedang kau larikan dari dirimu!
Itu adalah keburukan wajahmu sendiri, bukan wajah maut: rumu bagai pohon, dan maumt laksana dedaunan.
Ia tumbuh darimu, apakah ia menjadi baik atau buruk: semua pikiranmu yang tersembunyi, curang atau wajar, lahir dari dirimu sendiri.
Jika engkau dilukai duri-duri engkaulah penanamnya; jika engkau berpakaian satin dan sutera, engkau sendirilah pemintalnya.
Ketahuilah bahwa perbuatan itu tak sama dengan hasilnya; sebuah pelayanan tak selalu sama dengan upahnya.
Gaji pekerja tidak sama dengan kerjanya: yang terakhir adalah aksiden, sedang yang pertama adalah substansi.
Yang terakhir adalah usaha dan kerja-keras serta keringat, yang pertama adalah perak dan emas serta bahan makanan.
Jika pemuja nampak bersujud atau berlutut di sini, di alam baka ’kan menjadi Taman Doa Bahagia.
Jika pujian-pujian kepadaTuhan terucap dari mulutnya. Tuan Sang Fajar mengubahnya menjadi buah Surga.
Maulana Jalaluddin Rumi, Masnavi. III, 3438
0 komentar:
Post a Comment