Thursday, 12 February 2015

Katakan No Tanks Valentine's Day

Dinda Share - SETIAP memasuki bulan Februari, kita akan menyaksikan ornamen berbentuk love warna pink bertebaran di berbagai tempat perbelanjaan.
Ornamen yang berarti cinta ini dipajang dalam rangka meramaikan Valentine’s Day (V-Day) yang jatuh setiap tanggal 14 Februari. Perayaan ini marak tidak hanya di perkotaan, di daerah pedesaan pun istilah ini sudah sangat dikenal remaja.
Selain warna pink, ‘ciri khas’ dalam perayaan Hari Kasih Sayang ini adalah coklat. Hadirnya sebatang coklat dianggap melengkapi sepasang kekasih yang sedang memadu cinta di hari tersebut.
Seiring dengan berkembangnya ide liberalisme khususnya di dalam masalah pergaulan, acara perayaan V-Day ini tak jarang diiringi dengan aktivitas sex bebas. Karena aktivitas ini hanya untuk ‘bersenang-senang’, bukan untuk mendapatkan keturunan sebagaimana dalam pernikahan, maka kehamilan adalah hal yang sangat dihindari terjadi.
Karena itu, dipakailah kondom. Maka tak heran, menjelang perayaan ini terjadi lonjakan penjualan kondom dengan konsumen dari kalangan remaja.
Fenomena ini ternyata tak lepas dari pengamatan para pengusaha dan pebisnis. Dalam kehidupan kapitalis masa sekarang, segalanya bisa menjadi peluang bisnis meraup rupiah. Tak lagi mempertimbangkan halal maupun haram. Yang penting disukai pasar.
Maka muncullah paket coklat-kondom dalam satu kemasan menarik dengan bungkus bergambar love warna pink. Atau kalau tidak dalam satu paket, maka coklat dan kondom diletakkan berdekatan di etalase. Ini yang dilakukan beberapa minimarket di kota-kota besar.
Menanggapi kejadian ini, KPAI bereaksi keras. Komisi Perlindungan Anak Indonesia menghimbau kepada masyarakat agar melakukan pengaduan jika menjumpai minimarket yang menjual produk tersebut. Tetapi sayang hal tersebut tidak disertai dengan tindakan tegas dari pihak-pihak terkait dan penegak hukum.
Selain itu ada juga penyedia jasa penginapan yang memanfaatkan momen ini. Dengan memberi potongan harga hingga 50% terhadap pasangan kekasih yang menginap di hotelnya saat V-Day, pengusaha berharap hal tersebut akan mampu untuk mendongkrak pundi-pundi rupiahnya.
Inilah gambaran nyata bahwa momen V-Day telah menjadi lahan bisnis yang menguntungkan bagi para pengusaha tak beriman. Mereka rela menikmati keuntungan berlimpah, meskipun mengorbankan masa depan generasi. Dan mereka juga rela meraup keuntungan meskipun dengan jalan mengkomersilkan kemaksiatan. (Naudzubillah)
▫Sejarah Valentine Day, Maksiat Berbungkus Hari Kasih Sayang
Meski nasihat², himbauan² para ulama, ustadz-ustadzah tentang Valentine selalu didengungkan tiap bulan Pebruari, tapi ternyata masih banyak orang tua para remaja yang masih berpemahaman salah tentang Valentine’s Day.
Valentine hanya dianggap sebagai budaya remaja modern saja. Padahal ada bahaya besar di balik Valentine yang siap menerkam para remaja. Ini yang tidak disadari para orang tua. Tiap bulan Pebruari remaja yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walaupun tidak tahu menahu   tentang asal usulnya. Ibarat kita tertawa terbahak bahak melihat sesuatu yang tidak lucu.
Walau banyak ustadz-ustadzah memperingatkan nilai² akidah Kristen yang dikandung dalam peringatan tersebut, namun hal itu tidak terlalu dipusingkan mereka. “Aku ngerayain Valentine kan buat fun-fun aja….” begitu kata mereka.
▫Tanggal 14 Pebruari dikatakan sebagai ‘Hari Kasih Sayang’. Apa benar? Mari kita tilik sejarahnya.
Siapakah Valentine?
Tidak ada kejelasan, siapakah sesungguhnya yang bernama Valentine. Beragam kisah dan semuanya hanyalah dongeng tentang sosok Valentine ini. Tetapi setidaknya ada tiga dongeng yang umum tentang siapa Valentine.
“The    history of Valentine’s Day and its patron saint is shrouded in    mystery”, begitu lansir situs http://www.history.com.
⚫PERTAMA, St Valentine adalah seorang pemuda bernama Valentino yang kematiannya pada 14 Pebruari 269M karena eksekusi oleh Raja Romawi, Claudius II(265-270). Eksekusi yang didapatnya ini karena perbuatannya yang menentang ketetapan raja, memimpin gerakan yang menolak wajib militer dan menikahkan pasangan muda-mudi, yang hal tersebut justru dilarang. Karena pada saat itu aturan yang ditetapkan adalah boleh menikah jika sudah mengikuti wajib militer.
⚫KEDUA, Valentine seorang pastor di Roma yang berani menentang Raja Claudius II dengan menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Ia kemudian meninggal karena dibunuh dan oleh gereja dianggap sebagai orang suci.
⚫KETIGA, seorang yang meninggal dan dianggap sebagai martir, terjadi di Afrika di sebuah provinsi Romawi. Meninggal pada pertengahan abad ke-3 Masehi. Dia juga bernama Valentine.
▫Ucapan ”Be MyValentine”
Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger dalam artikel Should Biblical Christians Observe It? (www.korrnet.org) jika kita meminta orang menjadi “to be myValentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, artinya menyekutukan Alloh Azza wa Jalla.
Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut Tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri!
▫Tradisi Penyembah Berhala
Sebelum masa kekristenan, masyarakat Yunani dan Romawi beragama pagan yakni menyembah banyak Tuhan atau Paganis-polytheisme. Mereka memiliki perayaan/pesta yang dilakukan pada pertengahan bulan Pebruari yang sudah menjadi tradisi budaya mereka. Dan gereja menyebut mereka sebagai kaum kafir.
Di zaman Athena Kuno, tersebut disebut sebagai bulan GAMELION. Yakni masa menikahnya ZEUS dan HERA. Sedangkan di zaman Romawi Kuno, disebut hari raya LUPERCALIA sebagai peringatan terhadap Dewa LUPERCUS, dewa kesuburan yang digambarkan setengah telanjang dengan pakaian dari kulit domba.
Perayaan ini berlangsung dari 13 hingga 18 Pebruari, yang berpuncak pada tanggal 15. Dua hari pertama (13-14Februari) dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata. Di masa ini ada kebiasaan yang digandrungi yang disebut sebagai Love Lottery/Lotre pasangan, di mana para wanita muda memasukkan nama mereka dalam sebuah bejana kemudian para pria mengambil satu nama dalam bejana tersebut yang kemudian menjadi kekasihnya selama festival berlangsung. Seiring dengan invasi tentara Roma, tradisi ini menyebar dengan cepat ke hampir seluruh Eropa.
Hal ini menjadi penyebab sulitnya penyebaran agama Kristen yang saat itu tergolong sebagai agama baru di Eropa. Sehingga untuk menarik jemaat masuk ke Gereja maka diadopsilah perayaan kafir pagan ini dengan memberi kemasan kekristenan. Maka Paus Gelasius Ipada tahun 469 M mengubah upacara Roma Kuno Lupercalia ini menjadi Saint Valentine’s Day.
Ini adalah upaya Gelasius menyebarkan agama kristen melalui budaya setempat. Menggantikan posisi dewa-dewa pagan dan mengambil St Valentine sebagai sosok suci lambang cinta.
Ini adalah bentuk sinkretisme agama, mencampuradukkan budaya pagan dalam tradisi Kristen. Dan akhirnya diresmikanlah Hari Valentine oleh Paus Gelasius pada 14 Pebruari di tahun 498.
Bagaimanapun juga lebih mudah mengubah keyakinan masyarakat setempat jika mereka dibiarkan merayakan perayaan di hari yang sama hanya saja diubah ideologinya. Umat Kristen meyakini StValentino sebagai pejuang cinta kasih. Melalui kelihaian misionaris, Valentine’s Day dimasyarakatkan secara internasional.
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari tradisi masyarakat di zaman Romawi Kuno, masyarakat kafir yang menyembah banyak Tuhan juga berhala. Dan hingga kini Gereja Katholik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya St Valentine. Meskipun demikian perayaan ini juga dirayakan secara resmi di Gereja Whitefriar Street Carmelite di Dublin-Irlandia.
▫Valentin di Indonesia
Valentine’s Day disebut ‘Hari Kasih Sayang’, disimbolkan dengan kata ‘LOVE’. Padahal kalau kita mau jeli, kata "kasih sayang" dalam bahasa inggris bukan ‘love’ tetapi ‘Affection’. Tapi mengapa di negeri-negeri muslim seperti Indonesia dan Malaysia, menggunakan istilah Hari Kasih Sayang. Ini penyesatan.
Makna ‘love’ sesungguhnya adalah sebagaimana sejarah LUPERCALIA pada masa masyarakat penyembah berhala, yakni sebuah ritual seks/perkawinan. Jadi Valentine’s Day memang tidak memperingati kasih sayang tapi memperingati love/cinta dalam arti seks. Atau dengan bahasa lain, Valentine’s Day adalah HARI SEKS BEBAS.
Dan pada kenyataannya tradisi seks bebas inilah yang berkembang saat ini di Indonesia. Padahal di Eropa sendiri tradisi ini mulai ditinggalkan. Maka, semua ini adalah upaya pendangkalan akidah generasi muda Islam.
Inilah yang dikatakan Samuel Zweimer dalam konferensi gereja di Quds (1935): “Misi utama kita bukan menghancurkan kaum Muslim. Sebagai seorang Kristen tujuan kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam, generasi yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi malas yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu”
Sumber : Hj. Irena Handono, Islampos, Korrnet org, History.com, Dll.
thumbnail
Judul: Katakan No Tanks Valentine's Day
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Hikmah dan Renungan :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl