Sunday, 22 February 2015

Keutamaan Sayidul Istighfar

Dinda Share - Bacaan Istighfar yang paling utama adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar) sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan" :

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, خَلَقْتَنِي,  وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اِسْتَطَعْتُ,  أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ, أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ,  وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي, فَاغْفِرْ لِي; فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ  
اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

 Allahumma Anta Robbi, Laa Ilaaha  Illa Anta, Kholaqtani wa ana abduKa, wa ana ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika  mastatho’tu, Audzubika min syarri maa shona’tu, Abu’u laka bi ni’matiKa  ‘alaiyya wa abu’u laKa bidzanbi faghfirlii fainnahu laa yaghfiru  dzunuuba illa Anta

”Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada  sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku sedang  aku adalah hamba-Mu dan aku diatas ikatan janji -Mu (yaitu selalu  menjalankan perjanjian-Mu untuk beriman dan ikhlas dalam menjalankan  amal ketaatan kepada-Mu) dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari  segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu  terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku,  sesungguhnya tiada yang boleh mengampuni segala dosa kecuali Engkau”.

Keutamaan dan Kapan membacanya?
Barangsiapa mengucapkannya disiang hari dalam keadaan yakin dengannya  kemudian dia mati pada hari itu sebelum petang hari, maka dia termasuk  penduduk syurga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia  termasuk penduduk syurga.” (HR. Al-Bukhari – Fathul Baari 11/97)

Kandungan maknanya?
Ini adalah doa agung yang mencakup banyak makna : taubat, merendahkan  diri kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala dan kembali menghadap kepada-Nya.  Nabi Shalallahu ‘alahi wa Sallam menamainya sebagai Sayyidul Istighfar  (penghulu istighfar), yang demikian itu karena  melebihi seluruh bentuk  istighfar dalam hal keutamaan. Dan lebih tinggi dalam hal kedudukan.
Diantara makna sayyid adalah orang yang melebihi kaumnya dalam hal kebaikan dan yang berkedudukan tinggi dikalangan mereka.

Keutamaan doa ini dibanding bentuk istighfar yang lain adalah :
- Nabi Shallalahu ‘alahi wasallam mengawalinya dengan pujian kepada  Allah dan pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah sebagai makhluk  ciptaan-Nya (penetapan Tauhid Ar Rububiyyah), Dan bahwa Allah adalah Al  Ma’buud (sesembahan) yang haq dan tidak ada sesembahan yang haq   selainNya. Maka Dia adalah satu-satunya yang berhak diibadahi dan ini  merupakan realisasi Tauhid Al Uluhiyyah.

- Pernyataannya bahwa  ia senantiasa tegak diatas janji dan kokoh diatas ikatan berupa iman  kepada Allah, kitab-kitab-Nya, seluruh nabi dan rasul-Nya. Menjalankan  segenap ketaatan kepada Allah dan perintah-Nya. Ia akan menjalaninya  sesuai kemampuan dan kesanggupannya.

- Kemudian dia berlindung  kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dari seluruh kejelekan apa yang telah  dia perbuat, baik sikap kurang dalam menjalani apa yang Allah wajibkan  baginya yaitu mensyukuri nikmat-Nya ataupun berupa perbuatan dosa. Dalam  hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menisbatkan keburukan  kepada diri beliau sendiri, bukan kepada Allah Ta’alaa dan ini merupakan  bentuk cara beradab kepada Allah, meskipun kita yakin bahwa segala  sesuatu baik yang baik maupun yang buruk semuanya berasal dari Allah dan  karena takdirNya.

- Kemudian ia mengakui akan nikmat Allah  yang terus datang beruntun dan anugerah-Nya serta pemberian -Nya yang  tiada pernah berhenti.
- Dan dia mengakui atas dosa-dosanya,  sehingga iapun lantas memohon ampunan kepada Allah Suhhanahu wa Ta’ala  dari itu semua dengan segenap pengakuannya bahwa tidak ada yang bisa  mengampuni segala dosa kecuali Allah Suhhanahu wa Ta’ala.
Ini  adalah paling sempurna apa yang ada pada sebuah doa. Kerana itu ia  menjadi seagung-agungnya bentuk istighfar dan yang paling utama dan  paling luas kandungan maknanya yang mesti akan mendatangkan ampunan bagi  dosa-dosa.

Hanyalah yang mengucapkan doa ini dan menjaganya  yang akan memperoleh janji yang mulia dan pahala serta ganjaran besar  ini, karena ia telah membuka harinya dan menutupnya dengan penetapan  Tauhidullah baik Rububiyyah-Nya dan Ululhiyyah-Nya. Dan pengakuan  dirinya sebagai hamba yang siap menghamba dan persaksiannya terhadap  anugerah dan nikmat Allah. Pengakuannya dan kesadarannya akan  kekurangan² dirinya dan permohonan maaf dan ampunan dari Dzat  yang Maha Pengampun, diiringi dengan rasa tunduk dan rendah  dihadapan-Nya untuk senantiasa patuh dan taat kepada-Nya. Ini semua  merupakan cakupan makna yang utama dan sifat yang mulia yang ia buka dan  tutup lembaran siangnya. Yang pantas bagi orang yang mengucapkan dan  menjaganya mendapat maaf dan ampunan, terbebas dari neraka dan masuk  syurga. Wallahu a’lam bisshowab.

Semoga Allah senantiasa memberi karunia dan menyampaikan kita pada ampunan, rahmat serta ridho Cinta Nya. Aamiin. (Lihat kitab Fiqhul Ad’iyyah wal adzkar II/17-20. As Syaikh Abdur Rozaq bin abdil Muhsin Al Badr.)
thumbnail
Judul: Keutamaan Sayidul Istighfar
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Ragam Doa :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl