Pertama adalah..
☛ Al’afwu ‘indal ghadhab, memberi maaf ketika dalam keadaan emosi. Memberikan maaf bukanlah hal yang mudah apalagi ketika dalam keadaan emosi. Untuk itulah Rasululloh Saw pernah mengajarkan para sahabat untuk mengambil air wudhu untuk meredamkan marah. Karena marah merupakan bentuk lain dari api syaitan yang menyala-nyala, dan api itu hanya bisa dikalahkan oleh air wudhu.
Demikianlah kondisi manusia ketika marah yg sulit sekali mengendalikan diri, oleh krena itu jika seseorang dlm keadaan marah masih bisa memberikan maaf kepada orang lain, maka sungguh itulah amal yang berat. Oleh karena itu, Alloh Swt menjamin siapapun yang dapat mengendalikan emosi dan amarahnya selamat dari siksaan api neraka. Demikian keterangan sebuah hadits yang berbunyi :"Barang siapa yang mampu mengendalikan amarahnya, maka Alloh akan mengendalikan (menjauhkan) siksa-Nya.
Kedua adalah..
☛ Al juudi fil ‘usroh, menjadi pemurah dan dermawan ketika kondisi ‘saku’ (keuangan) kita sedang sempit atau tidak mapan. Menjadi dermawan bukanlah perkara gampang, apalagi berlaku dermawan ketika kondisi keuangan sangat menipis. Oleh karena itu Alloh Azza wa Jalla memposisikan orang dermawan sangat dekat dengan-Nya. dalam sebuah hadits diterangkan: "Bahwa orang yang dermawan dekat dengan Alloh, dekat dengan surga, dekat dengan masyarakatnya dan jauh dari neraka"
Hadits ini bukanlah sekedar hadits motifasi, tetapi merupakan petunjuk dan rambu-rambu bagi siapapun yang ingin memposisikan diri dekat dengan Alloh Swt, maka hendaklah ia menjadi orang yang dermawan. Baik dalam kondisi longgar, lebih-lebih dalam kondisi sesak.
Ketiga adalah..
☛ Al-iffah fil khulwah, yaitu menghindarkan diri dari tindakan haram dalam keadaan sepi tanpa ada siapapun yang melihatnya. Amal ketiga ini merupakan ujian akan keikhlasan seseorang dalam beramal. Bahwa untuk melakukan ataupun menghindari dosa seseorang tidak perlu memperhatikan orang dilingkungannya. Karena jika seseorang melakukan sesuatu (amal) karena orang lain akan disebut riya, dan jika meninggalkan sesuatu karena orang lain menjadi syirik. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Iyadh,"bahwa tidak melakukan sesuatu karena manusia adalah riya, dan melakukan sesuatu karena manusia adalah syirik"
Keempat adalah..
☛ Qaulul haq liman yahofuhu au yajuruhu, yaitu berkata yang di depan orang yang ditakuti atau diharapkan. Jelas sekali materi terakhir ini berhubungan dengan kejujuran. Karena kebanyakan orang berbicara menyesuaikan atau melihat siapa yang diajak bicara. Seringkali orang akan membicarakan hal-hal yang disukai lawan bicaranya, apa lagi jika lawan bicaa itu adalah orang yag ditakuti karena hubungan kerja atau hubungan keluarga.
Demikian tadi Empat Amal yang sangat sulit dikerjakan. Dengan kata lain amal terberat pada urutan ke empat ini merupakan usaha menghindarkan diri dari kebiasaan menjilat. Baik menjilat kepada atasan atau kepada orang yang diharapkan, sesuai dengan peribahasa : "Katakanlah kebenaran walau pun pahit adanya." Wallohu Ta'ala A'lam
Islam begitu indah...!
0 komentar:
Post a Comment