Friday 6 March 2015

Menguak Rahasia Cinta Dalam Al-Qur'an

Dinda Sharing - Menurut Hadits Nabi , orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), sabda Nabi ﷺ lagi,.. orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu).
Sabda Nabi ﷺ juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :

Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain

Lebih suka berkumpul dgn yang dicintai dibanding dengan yang lain.

Lebih suka/senang mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh Ta'ala, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Ta'ala, dengan membaca firmanNya, lebih suka/bahagia bercengkerama dengan Alloh Swt dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh Ta'ala daripada perintah yang lain.

Dalam Al-Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini :

  • Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, dia enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
  • Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan selalu siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an, kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu bersilaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir bathin-dunia akhirat.
  • Cinta Mail adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dlm al Qur’an disebut dalam konteks orang yang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
  • Cinta Syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa sperti orang gila, lupa diri dan hampir² tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Nabi Yusuf As.
  • Cinta Ra’fah adalah rasa kasih yg dalam hingga bisa mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk sholat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an mnyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah yang menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Alloh, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
  • Cinta Shobwah, yaitu cinta buta, cinta yg mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf As berdoa agar segera dipisahkan dengan Siti Zulaiha yg stiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Nabi Yusuf As bisa tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
  • Cinta Syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadist yang menafsirkan al Qur’an. Di dalam Surat Al- `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Alloh pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini lantas diungkapkan dalam doa ma’tsur dari Hadist riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, : aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajahMu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa denganMu.
     
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran
cinta yg apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi
  • Cinta Kulfah, yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti ketika orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut dalam Al Qur’an ketika menyatakan bahwa"Alloh tidaklah membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya", la yukallifullohu nafsan illa wus`aha (Q/2:286)

Wallohu Ta'ala a'lam
thumbnail
Judul: Menguak Rahasia Cinta Dalam Al-Qur'an
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Hikmah dan Renungan :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl