Di desa Dehradun, India utara, poliandri bukanlah hal aneh. Bak Drupadi, wanita yang menjadi tokoh dalam cerita Mahabarata, begitulah Rajo Verma dalam kehidupan nyata. Dia bersuami lima pria bersaudara.
Wanita berusia 21 tahun ini tinggal di satu rumah dengan para suaminya. Karena tak mempunyai kamar, mereka tidur dengan selimut di lantai.
Ibu satu anak ini tidur dengan suami yang berbeda tiap malam. Dia yang mengatur giliran para suaminya, sehingga tak ada yang merasa diperlakukan tak adil.
Rajo mengaku tak tahu yang mana persisnya ayah dari anaknya yang kini berusia 18 bulan.
Meski mungkin tampak aneh, tapi itulah tradisi di desa kecil dekat Dehradun, India Utara. Di sana, perempuan harus menikah dengan saudara dari suami pertama mereka.
Dia mengatakan kepada "The Sun" pada tahun 2013 lalu, awalnya merasa sedikit canggung. "Tapi saya tidak mengistimewakan salah satu dari yang lainnya," katanya. Bahkan tampaknya hal tersebut bukan masalah baginya.”Aku merasa lebih dicintai ketimbang istri-istri lain pada umumnya,” ujar Rajo lagi.
Dulu ibunya juga melakukan hal yang sama, yaitu menikahi tiga pria yang bersaudara.
Rajo dan Guddu, suami pertamanya, menikah dalam pernikahan Hindu empat tahun lalu. Sejak itu ia berturut-turut menikahi Baiju (32), Sant Ram(28), Gopal (26), dan Dinesh (19).
"Kami semua berhubungan badan dengannya tapi aku tidak cemburu," kata Guddu, yang menjadi suami resminya. "Kami satu keluarga besar yang bahagia."
Praktek poliandri diyakini berasal dari kisah Mahabharata, epik India kuno. Kitab yang menjadi salah satu pilar dari budaya India ini menceritakan Drupadi, putri Raja Pancha menikah dengan lima bersaudara Pandawa.
Poliandri ilegal menurut hukum India. Namun dalam bentuk yang paling umum - dimana perempuan dalam hubungan polyandrous menikah lebih dari satu orang dari keluarga yang sama - diperbolehkan.
Poliandri cenderung dipraktekkan di desa-desa yang didominasi laki-laki, yang masih mengikuti ritual dan adat istiadat primitif. Mereka yang menolak tradisi ini sering diperlakukan sebagai orang buangan.
Naudzubillah..!
0 komentar:
Post a Comment