Saturday, 27 August 2016

KEADILAN ALLAH (Kisah Nabi Musa As)

dindasharing.blogspot.com
Dindasharing - Ketika Nabi Musa bermunajat dibukit Thursina, beliau berdoa:
Ya Allah, Engkau Maha Adil, tunjukkanlah keadilan-Mu padaku..
Allah pun menjawab: Hai Musa, jika Aku menampakkan keadilan-KU padamu, engkau tidak akan sabar dan akan buru-buru menyalahkan-Ku.
Lalu Musa menjawab: Dengan taufik-Mu, aku akan sabar menerima dan menyaksikan keadilan-Mu.
Allah berfirman: "Pergilah engkau ke sebuah mata air, bersembunyilah didekatnya dan saksikan apa yang akan terjadi."
Musa pun pergi ke mata air yang dimaksud. Tak lama kemudian, datanglah seorang penunggang kuda, lalu turun untuk minum air. Saat itu si penunggang kuda sedang membawa sekantong uang. Dengan tergesa-gesa, ia pergi sehingga lupa membawa kantong uangnya tersebut.
Tak lama kemudian, datanglah seorang anak kecil untuk mengambil air. Ia melihat kantong itu lalu bocah itu mengambilnya dan terus pergi.
Setelah anak itu pergi, datanglah seorang kakek buta. Si kakek buta mengambil air untuk wudhu dan beribadah. Selesai beribadah datanglah penunggang kuda tadi yang bermaksud mengambil kantong uangnya, namun ia hanya menemukan Si Kakek buta yang sedang berdiri mau beranjak pergi.
“Wahai kakek tua, kamu pasti mengambil kantongku yang berisi uang?" bentak si penunggang kuda. Kagetlah si kakek, lalu berkata: “Bagaimana saya bisa mengambil kantongmu, sementara saya ini buta?” “Jangan dusta kamu!." Bentak si penunggang kuda.
Setelah bersitegang, kakek itupun dibunuhnya. Kemudian ia menggeledahnya baju si kakek, namun tidak menemukan apa-apa.
Saat melihat kejadian tersebut Nabi Musa protes kepada Allah : “Ya Allah, hamba sungguh tidak sabar melihat kejadian ini. Namun hamba yakin Engkau Maha Adil. Mengapa ini bisa terjadi?"
Lalu Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menjelaskan : “Wahai Musa, Allah Maha Mengetahui hal-hal gaib yang tdk engkau ketahui, Anak kecil itu sebenarnya mengambil haknya sendiri. Dahulu ayahnya pernah bekerja pada si penunggang kuda. tetapi jerih payahnya tidak dibayarkan. Jumlah yang harus dibayarkan sama persis dengan yang diambil anak itu. Sementara kakek buta adalah orang yang membunuh ayah anak kecil itu sebelum ia mengalami kebutaan”.
Betapa pentingnya kita mengenal (ma'rifat) kepada Allah, agar hati kita selalu berprasangka baik kepada-Nya. Sering kali karena keterbatasan manusia yang tidak mampu membaca keadilan Allah secara tepat, kemudian menuduh atau berprasangka yang bukan-bukan dan menganggap Allah tidak adil, karena keputusan-Nya dirasa merugikan dirinya.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu." (QS. 2: 216).
Allah Maha Adil dan memberikan yang terbaik kepada manusia menurut perhitungan-Nya, bukan menurut perhitungan atau kepentingan kita.
Dari kisah tersebut, bisa diambil pelajaran, bahwa sesungguhnya tak sekali pun ketentuan Allah itu yang tidak adil dan tidak baik. Maka, jika kita belum memahami "Hakekat", tinggalkanlah su'udzan (prasangka buruk) kepada Allah dan Makhluk ciptaan-Nya..

Re-post dari santri online
thumbnail
Judul: KEADILAN ALLAH (Kisah Nabi Musa As)
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Hikayah, Hikmah dan Renungan :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl