Saturday 5 December 2015

313 Ahlu Badar Al Kubra

Dinda Sharing - AHLI PERANG BADAR : Yaitu mereka yang mengikuti peperangan Badar yang merupakan peperangan pertama dalam Islam. Tentara Islam ketika itu berjumlah 313 orang atau 314 orang menentang Kaum Kafir Quraisy dengan angkatan tentara sebanyak 1000 orang.

Kelebihan ahlu badar seperti dalam hadist,

“Datang Malaikat Jibril as pada Nabi ﷺ dan berkata: apa pendapat kalian tentang ahlul Badr diantara kalian?, maka bersabda Rasulullah ﷺ : mereka adalah muslimin yg paling mulia,(atau kalimat yg bermakna demikian), lalu berkata Jibril as : demikian pula yg mengikuti perang Badr dari kelompok malaikat, mereka malaikat yg terbaik” (Shahih Bukhari)


Jumlah 313 orang, senjata tidak lengkap menghadapi 3000 pasukan musyrikin Quraisy dengan senjata lengkap dan kuda, pakai baju besi, topi besi, senjata, pedang, siap tempurnya dengan pasukan kuda yang berlapis baja pula, berhadapan dengan pasukan 313 orang, berapa puluh yang punya pedang, lainnya bawa tombak, lainnya cuma punya panah, lainnya hanya bawa tongkat, dan yang lainnya membawa batu dan alat tani. Inilah keadaan mereka. Allah Swt. berfirman:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ ( الأنفال :9

“Jika kalian berdoa dan bermunajat meminta pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankanNya bagimu, sesungguhnya Aku (Allah) akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. al-Anfal ayat 9).

Berkata Abu Sa’id dari kaum Anshar: “Aku buta sejak perang Badr. Kalau seandainya aku tidak buta, aku bisa perlihatkan kalian di mana turunnya pasukan malaikat dari belahan langit di wilayah Badr, karena kejadian itu terjadi di wilayah yang dinamakan Badr tahun ke-2 Hijriah pada hari Jum’at 17 Ramadhan.”



Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud:‎‎“Demi jiwa Muhammad yang berada dalam genggaman tanganNYA, pada hari ini tidak ‎ada seorang pun yang memerangi mereka dengan sabar, mengharap redha ALLAH, dan ‎maju tanpa mundur melainkan ALLAH memasukkannya ke dalam syurga." ‎



Malam 17 Ramadhan malam munajat. Sang Nabi berdoa ke hadirat Allah terangkat kedua tangannya hingga jatuh rida’nya (rida’ adala sorban di pundak) dari panjangnya doa beliau Saw. Diantara doa beliau Saw. berdasarkan riwayat Shahih al-Bukhari:

…اَللَّهُمَّ إِنْ تَشَأْ لَا تُعْبَدُ بَعْدَ اْليَوْمِ 

“Wahai Allah aku risau kalau seandainya kelompok kecil kami ini kalah, orang-orang yang banyak tidak siap berperang, senjata terbatas tidak mampu berbuat apa-apa, kalau sampai kalah kelompok ini dan habis dibantai. Aku risau tidak ada yang menyembahMu di muka bumi, karena seluruh orang-orang, para da’i, para pembela Sang Nabi kumpul di Badr, kalau semuanya dibantai maka habislah, tinggallah dhu’afa (orang-orang lemah) di Makkah dan kaum wanita di Madinah. Maka setelah ini jangan-jangan tidak ada lagi yang menyembahMu kalau sampai kelompok ini kalah.”



Semoga Allah merahmati para ahli Badar. Berikut disenaraikan nama tentera-tentera Badar Al-Kubra, yang diketuai oleh pemimpin agung kita, Penghulu Para Nabi dan Rasul

DAFTAR NAMA 313 SAHABAT AHLU BADAR

Nama-nama para sahabat Rasulullah ﷺ. yang ikut serta dalam Perang Badr:

╰▶ KALANGAN SAHABAT MUHAJIRIN:

1. Bani Hasyim, Bani al-Muththalib:
1) Rasulullah ﷺ., pemimpin para Rasul bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim.
2) Hamzah bin Abdul Muththalib bin Hasyim, singa Allah, singa RasulNya, dan paman Rasulullah ﷺ
3) Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim.
4) Zaid bin Haritsah bin Syurahbil.
5) Anasah, mantan budak Rasulullah ﷺ.
6) Abu Kabsyah, mantan budak Rasulullah ﷺ (Ibnu Hisyam berkata: “Anasah berasal dari Habasyah, sedang Abu Kabsyah berasal dari Persia.”).
7) Abu Martsad Kannaz bin Hishn bin Yarbu’ bin Amr.
8) Anak Kannaz yang bemama Martsad bin Abu Martsad, sekutu Hamzah bin Abdul Muththalib.
9) Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib.
10) Saudara Ubaidah bin al-Harits yang bernama ath-Thufail bin al-Harits.
11) Saudara Ubaidah bin al-Harits yang lain yang bernama al-Hushain bin al-Harits.
12) Misthah. Nama lengkapnya Auf bin Utsatsah bin Abbad bin al-Muththalib.

2. Bani Abdu Syams dan Mantan-mantan Budaknya:
1) Utsman bin Affan bin Abu al-Ash bin Umaiyyah bin Abdu Syams. Utsman bin Affan sebenarnya tidak hadir di Perang Badar karena menjaga istrinya, Ruqaiyyah binti Rasulullah ﷺ., kemudian Rasulullah ﷺ. memberinya satu bagian dari rampasan perang. Utsman bin Affan berkata: “Pahalaku, bagaimana Rasulullah?” Rasulullah ﷺ. bersabda: “Engkau juga mendapatkan pahala.”
2) Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabi’ah bin Abdu Syams.
3) Salim, mantan budak Abu Hudzaifah.

3. Bani Asad bin Khuzaiman, Sekutu Bani Abdu Syams:
1) Abdullah bin Jahsy bin Ri’ab bin Ya’mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
2) Ukkasyah bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
3) Syuja’ bin Wahb bin Rabi ah bin Asad bin Shuhaib bin Malik bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
4) Saudara Syuja’ yang bernama Uqbah bin Wahb.
5) Yazid bin Ruqaisy bin Ri’ab bin Ya’mur bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
6) Abu Sinan bin Mihshan bin Hurtsan bin Qais. Ia saudara kandung Ukasyah bin Mihshan.
7) Anak Sinan yang bernama Sinan bin Abu Sinan.
Muhriz bin Nadhlah bin Abdullah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.
9) Rabi’ah bin Aktam bin Sakhbarah bin Amr bin Lukaiz bin Amir bin Ghanm bin Dudan bin Asad.

4. Sekutu Bani Kabir bin Ghanm:
1) Tsaqfu bin Amr.
2) Saudara Tsaqfu yang bernama Malik bin Amr.
3) Saudara Tsaqfu yang lain, yaitu Mudlij bin Amr. (Ibnu Hisyam berkata: “Midlaj bin Amr.”).
4) Abu Makhsyi, sekutu mereka.

5. Bani Naufal bin Abdu Manaf:
1) Utbah bin Ghazwan bin Jabir bin Wahb.
2) Khabbab, mantan budak Utbah bin Ghazwan.

6. Bani Asad bin Abdul Uzza:
1) Az-Zubair bin al-Awwam bin Khuwailid bin Asad.
2) Hathib bin Abu Baita’ah.
3) Sa’ad, mantan budak Hathib bin Abu Balta’ah.

7. Bani Abduddaar:
1) Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abduddaar bin Qushai.
2) Shuwaibith bin Sa’ad bin Huraimalah bin Malik bin Umailah bin as-Sabbaq bin Abduddaar bin Qushai.

8. Bani Zuhrah bin Kilab:
1) Abdurrahman bin Auf bin Abdu Manaf bin Abdul Harits bin Zuhrah.
2) Sa’ad bin Abi Waqqash. Abu Waqqash ialah Malik bin Uhaib bin Abdu Manaf bin Zuhrah.
3) Saudara Sa’ad bin Abi Waqqash yang bernama Umair bin Abi Waqqash.

9. Sekutu-sekutu Bani Zuhrah bin Kilab:
1) Al-Miqdad bin Amr bin Tsa’labah.
2) Abdullah bin Mas’ud bin al-Harits.
3) Mas’ud bin Rabi’ah bin Amr bin Sa’ad.
4) Dzu asy-Syamalain bin Abdu Amr bin Nadhlah bin Ghubsyan bin Sulaim.
5) Khabab bin al-Arat.

10. Bani Taim bin Murrah:
1) Abu Bakar ash-Shiddiq.
2) Bilal bin Rabah, mantan budak Abu Bakar.
3) Amir bin Fuhairah.
4) Shuhaib bin Sinan dari an-Namir bin Qasith.
5) Thalhah bin Ubaidillah bin Utsman bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Tadinya Thalhah berada di Syam. Ia tiba di Madinah setelah Rasulullah Saw. pulang dari Badar. Ia berbicara dengan Rasulullah Saw., kemudian beliau Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang. Thalhah bin Ubaidillah bertanya: “Bagaimana dengan pahalaku, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau juga mendapat pahala.”

11. Bani Makhzum:
1) Abu Salamah bin Abdul Asad. Nama asli Abu Salamah ialah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum.
2) Syammas bin Utsman bin asy-Syarid bin Suwaid bin Harmi bin Amir bin Makhzum.
3) Al-Arqam bin Abu al-Arqam.
4) Ammar bin Yasir.
5) Muattib bin Auf bin Amir bin al-Fadhl bin Afif bin Kulaib bin Hubsyiyah.

12. Bani Adi bin Ka’ab dan Sekutunya:
1) Umar bin Khaththab.
2) Saudara Umar, Zaid bin Khaththab.
3) Mihja’ maula Umar bin Khaththab.
4) Amr bin Suraqah bin al-Mu’tamir bin Anas.
5) Abdullah bin Suraqah.
6) Waqid bin Abdullah bin Abdu Manaf.
7) Khauli bin Abu Khauli, sekutu Bani Adi bin Ka’ab.
8) Malik bin Abu Khauli, sekutu Bani Adi bin Ka’ab.
9) Amir bin Rabi’ah, sekutu keluarga Khaththab.
10) Amir bin al-Bukair bin Abdu Yalail bin Nasyib bin Ghiyarah.
11) Aqil bin al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka’ab.
12) Khalid bin al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka’ab.
13) Iyas bin al-Bukair, sekutu Bani Adi bin Ka’ab.
14) Sa’id bin Zaid bin Amr. Tadinya Sa’id bin Zaid berada di Syam. Ia tiba di Madinah setelah Rasululah Saw. tiba dari Badar, kemudian Sa’id bin Zaid berbicara dengan Rasulullah Saw., kemudian Rasulullah Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang. Sa’id bin Zaid berkata: “Bagaimana dengan pahalaku, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. bersabda: “Engkau juga mendapat pahala.”

13. Bani Jumah bin Amr:
1) Utsman bin Madz’un bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah.
2) Anak Utsman bin Madz’un yang bernama as-Saib bin Utsman.
3) Saudara Utsman bin Madz’un yang bernama Qudamah bin Madz’un.
4) Saudara Utsman bin Madz’un yang lain yang bernama Abdullah bin Madz’un.
5) Ma’mar bin al-Harits bin Ma’mar bin Habib bin Wahb bin Hudzafah bin Jumah.

14. Bani Sahm bin Amr:
1) Khunais bin Hudzafah bin Qais bin Adi bin Su’aid bin Sahm.

15. Bani Amir bin Luai dan Sekutunya:
2) Abu Sabrah bin Abu Ruhm bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik bin Hisl.
3) Abdullah bin Makhramah bin Abdul Uzza bin Abu Qais bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik.
4) Abdullah bin Suhail bin Amr bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin Nashr bin Malik bin Hisl. la berangkat bersama ayahnya, Suhail bin Amr. Ketika orang-orang Quraisy tiba di Badar, ia lari kepada Rasulullah ﷺ. kemudian menyaksikan Perang Badar bersama Rasulullah ﷺ
5) Umair bin Auf, mantan budak Suhail bin Amr.
6) Sa’ad bin Khaulah, sekutu Bani Amir bin Luai.

16. Bani al-Harits bin Fihr:
1) Abu Ubaidah bin al-Jarrah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
2) Amr bin al-Harits bin Zuhair bin Abu Syaddad bin Rabi ah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
3) Suhail bin Wahb bin Rabiah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.
4) Saudara Suhail bin Wahb yang bemama Shafwan bin Wahb.
5) Amr bin Abu Sarh bin Rabiah bin Hilal bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Harits.

╰▶ KELOMPOK SAHABAT ANSHAR 

1. Bani Abdul Asyhal bin Jusyam:
1) Sa’ad bin Muadz bin an-Nu’man bin Umruul Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal.
2) Amr bin Mu’adz bin an-Nu’man bin Umruul Qais bin Zaid bin Abdul Asyhal.
3) Al-Harits bin Aus bin Muadz bin an-Nu’man.
4) Al-Harits bin Anas bin Raft’ bin Umruul Qais.

2. Bani Ubaid bin Ka’ab bin Abdul Asyhal:
1) Sa’ad bin Zaid bin Malik bin Ubaid.

3. Bani Zaura bin Abdul Asyhal:
2) Salamah bin Salamah bin Waqasy bin Zughbah bin Zaura.
3) Abbad bin Bisyr bin Waqasy bin Zughbah bin Zaura.
4) Salamah bin Tsabit bin Waqasy.
5) Raff bin Yazid bin Kurz bin Sakan bin Zaura.
6) Al-Harits bin Khazamah bin Adi bin Ubai bin Ghanm bin Salim bin Auf bin Amr bin Auf bin al-Khazraj.
7) Muhammad bin Masalamah bin Khalid bin Udai Majda’ah bin Haritsah bin al-Harits.
8) Salamah bin Aslam bin Harisy bin Udai bin Majda’ah bin Haritsah bin al-Harits.
9) Abu al-Haitsam bin at-Tayyahan.
10) Ubaid bin at-Tayyahan. (Ibnu Hisyam berkata: “Ada yang mengatakan Utaik bin at-Tayyahan.”).
11) Abdullah bin Sahl. (Ibnu Hisyam berkata: “Abdullah bin Sahl adalah saudara Bani Zaura. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari Ghassan.”).

4. Bani Sawad bin Dzafar:
1) Qatadah bin an-Nu’man bin Zaid bin Amir bin Sawad.
2) Ubaid bin Aus bin Malik bin Sawad.

5. Bani Abd bin Rizah dan Sekutu-sekutunya:
1) Nashr bin al-Harits bin Abd.
2) Muattib bin Abd.
3) Abdullah bin Thariq sekutu Bani Abd bin Rizah dari Bali.

6. Bani Haritsah bin al-Harits
1) Mas’ud bin Sa’ad bin Amir bin Adi bin Jusyam bin Majda’ah bin Haritsah. (Ibnu Hisyam berkata: “Mas’ud adalah anak Abdu Sa’ad.”).
2) Abu Absu bin Jabr bin Amr bin Zaid bin Jusyam bin Majda’ah bin Haritsah.
3) Sekutu Bani Haritsah bin al-Harits dari Bali adalah Abu Burdah bin Niyar.

7. Bani Auf bin Amr:
1) Ashim bin Tsabit bin Qais. Qais adalah Abu al-Aqlah bin Ishmah bin Malik bin Amah bin Dzubafah.
2) Muattib bin Qusyair bin Mulail bin Zaid bin al-Aththaf bin Dzubafah.
3) Abu Mulail bin al-Az ar bin Zaid bin al-Aththaf bin Dzubai’ah.
4) Amr bin Ma bad bin al-Az ar bin Ziad bin al-Aththaf bin Dzubai’ah. (Ibnu Hisyam berkata: “Ada yang mengatakan Umair bin Ma’bad.”).
5) Sahl bin Hunaif bin Wahib bin al-Ukaim bin Tsalabah bin Majda’ah bin al-Harits bin Amr. Ada yang mengatakan Amr adalah Bahzaj bin Hanasy bin Auf bin Amr bin Auf.

8. Bani Umaiyyah bin Zaid:
1) Mubasysyir bin Abdul Mundzir bin Zanbar bin Zaid bin Umaiyyah.
2) Rifa’ah bin Abdul Mundzir bin Zanbar.
3) Sa’ad bin Ubaid bin an-Nu’man bin Qais bin Amr bin Zaid bin Umaiyyah.
4) Uwaim bin Sa’idah.
5) Rafi’ bin Anjadah. (Anjadah adalah ibu Rafi’ seperti dikatakan Ibnu Hisyam).
6) Ubaid bin Abu Ubaid.
7) Tsa’labah bin Hathib.
Para ulama berpendapat bahwa Abu Lubabah bin Abdul Mundzir dan al-Harits bin Hathib keluar bersama Rasulullah ﷺ. ke Badar, kemudian Rasulullah Saw. mengembalikan keduanya. Rasulullah ﷺ. menunjuk Abu Lubabah sebagai wakil beliau di Madinah. Rasulullah ﷺ memberi jatah masing-masing satu bagian dari rampasan perang bersama Mujahidin Perang Badar. (Ibnu Hisyam berkata: “Rasulullah ﷺ. mengembalikan keduanya dari ar-Rauha’.”).

9. Bani Ubaid bin Zaid dan Sekutu-sekutunya:
1) Unais bin Qatadah bin Rabia bin Khalid bin al-Harits bin Ubaid.
2) Ma’nu bin Adi bin al-Jaddi bin al-Ajlan bin Dzubai’ah, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
3) Tsabit bin Aqram bin Tsa’labah bin Adi bin al-Ajlan, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
4) Abdullah bin Salamah bin Malik al-Harits bin Adi bin al-Ajlant sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
5) Zaid bin Aslam bin Tsa’labah bin Adi bin al-Ajlan, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
6) Rib’i bin Raff bin Zaid bin Haritsah bin al-Jaddi bin al-Ajlan, sekutu Bani Ubaid bin Zaid dari Bali.
7) Ashim bin Adi bin al-Jaddi bin al-Ajlan ikut berangkat ke Badar, namun Rasulullah ﷺ menyuruhnya pulang dan memberinya satu bagian dari rampasan perang.

10. Bani Tsa’labah bin Amr:
1) Abdullah bin Jubair bin an-Numan bin Umaiyyah bin al-Burak. Nama al-Burak adalah Umru’ul Qais bin Tsa’labah.
2) Ashim bin Qais. (Ibnu Hisyam berkata: “Ashim adalah anak Qais bin Tsabit bin an-Nu’man bin Umaiyyah bin Umruul Qais bin Tsa’labah.”).
3) Abu Dhayyah bin Tsabit bin an-Nu’man bin Umaiyyah bin Umruul Qais bin Tsa’labah.
4) Abu Hannah. (Ibnu Hisyam berkata: “Abu Hannah adalah saudara Abu Dhayyah. Ada yang memanggilnya Abu Habbah.”).
5) Salim bin Umair bin Tsabit bin Tsa’labah bin an-Nu’man bin Umaiyyah Umruul Qais bin Tsa’labah. (Ibnu Hisyam berkata: “Tsabit bin Amr bin Tsa’labah.”).
6) Al-Harits bin an-Nu’man bin Umaiyyah bin Umruul Qais bin Tsa’labah.
7) Khawwath bin Jubair bin an-Nu’man. Rasulullah Saw. memberinya satu bagian dari rampasan perang bersama Mujahidin Perang Badar.

11. Bani Jahjabah bin Kulfah dan Sekutu-sekutunya:
1) Mundzir bin Muhammad bin Uqbah.
2) Abu Aqil bin Abdullah bin Tsa’labah bin Baihan bin Amir bin al-Harits.

12. Bani Ghanm bin as-Salm:
1) Sa’ad bin Khaitsamah bin al-Harits bin Malik bin Ka’ab bin an-Nahhath bin Ka’ab bin Haritsah bin Ghanm.
2) Mundzir bin Qudamah bin Arafjah.
3) Malik bin Qudamah bin Arafjah.
4) Al-Harits bin Arafjah.
5) Tamim, mantan budak Bani Ghanm. (Ibnu Hisyam berkata: “Tamim adalah mantan budak Sa’ad bin Khaitsamah.”).

13. Bani Muawiyah bin Malik dan Sekutu-sekutunya:
1) Jabr bin Atik bin al-Harits bin Qais bin Haisyah bin al-Harits bin Umaiyyah bin Muawiyah.
2) Malik bin Numailah, sekutu Bani Muawiyah bin Malik dari Muzainah.
3) An-Nu’man bin Ashar, sekutu Bani Muawiyah bin Malik.


╰▶ Kaum Muhajirin terdiri daripada lapan puluh tiga (83) orang.‎

╰▶ Kaum Ansar dari kaum Aus seramai enam puluh satu (61) orang.‎

╰▶ Kaum Ansar dari kaum Khazraj seramai seratus tujuh puluh (170) orang.‎

Rasul ﷺ. bersabda: “Betul, bagaimana pendapat kalian wahai kaum Anshar?” Maka salah satu kaum Anshar berkata:

يَارَسُولَ اللهِ اِمْضِ بِنَا لِمَا أَرَدْتَ فَنَحْنُ مَعَكَ, لَوْ اسْتَعْرَضْتَ بِنَا هَذَا اْلبَحْرَ فَخَضْتَهُ لَخَضْنَاهُ مَعَكَ مَا تَخَلَّفَ مِنَّا رَجُلٌ وَاحِدٌ لَعَلَّ اللهُ يُرِيْكَ مِنَّا مَا تَقَرَّ بِهِ عَيْنُكَ

“Wahai Rasul, kami akan ikut bersamamu ke manapun engkau pergi. Jika engkau mengajak kami ke manapun kami akan ikut. Jika engkau berdiri di depan lautan lalu masuk ke dasar lautan, kami akan ikut dan tidak akan tersisa satu pun dari kami kecuali ikut denganmu. Barangkali dengan itu kami bisa menggembirakan hatimu wahai Rasulullah.”

Inilah tujuan Muhajirin dan Anshar yang selalu ingin menggembirakan hati Nabi Muhammad ﷺ. Mereka rela mati kesemuanya demi menggembirakan hati baginda nabi Muhammad Rasulullah ﷺ
thumbnail
Judul: 313 Ahlu Badar Al Kubra
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Hikayah :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl