Dinda Sharing - Mengenai keutamaan-keutamaan Nabi Muhammad ﷺ sangatlah panjang untuk dibahas, akan tetapi kami akan
menghadirkan perkataan Syeikh kami tentang hal ini yaitu Syeikh Muhammad
Ba’athiyah, Rektor Imam Shafie College. Beliau menyebutkan dalam Kitabnya
“Mujazul Kalam” penjelasan dari Nadzom “Aqidatul Awam” karya Sayyid Ahmad
Al-Marzuqi sebagai berikut:
نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ قَدْ أُرْسِلَا –
لِلْعَالَمِيْنَ رَحْمَةً وَفُضِّلَا
“Nabi kita Muhammad ﷺ
telah diutus – Ke Alam Semesta sebagai rahmat dan beliau telah diberi
keutamaan (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala)”.
Nabi kita Muhammad ﷺ telah
diutus untuk alam semesta, (yang dimaksud Alam Semesta adalah segala hal selain
Allah Subhanahu wa Ta’ala). Jadi Risalahnya Nabi Muhammad ﷺ itu
umum untuk semua mahluk bahkan untuk Malaikat bahkan kepada benda mati dan
binatang yang mereka tiada mempunyai akal, hanya saja Risalahnya kepada mereka
adalah Risalah Ta’rif (Pengenalan), sedangkan untuk Malaikat adalah Risalah
Tasyrif (Kemuliaan) bukan Risalah Taklif (Kewajiban menjalankan Syariat Islam).
Ibnu Hajar berkata: “Bahkan Risalahnya kepada Malaikat adalah
Risalah Taklif dengan kewajiban yang layak bagi mereka, sedangkan untuk Manusia
dan Jin, begitu pula Ya’juj dan Ma’juj adalah Risalah Taklif secara Ijma’
(kesepakatan Ulama’)”.
Barang siapa yang meniadakan keumuman Risalahnya seperti Sekte
‘Isawiyah adalah kafir, (‘Isawiyah adalah salah satu sekte dari Yahudi yang
menganggap Nabi Muhammad ﷺ diutus teruntuk Bangsa Arab saja). Hal ini berlandaskan pada Firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً
لِّلَّناسِ. (سبأ : 28
“Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia”. (Quran
Surat Saba': 28)
Begitu juga hal ini berlandaskan pada hadits Nabi Muhammad
Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam:
أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ
مِنَ الْأَنْبِيَاءِ قَبْلِيْ: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ,
وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا, فَأَيُّمَا رَجُلٌ مِنْ
أُمَّتِيْ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ, وَأُحِلَّتْ لِي الْغَنَائِمُ
وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ مِنْ قَبْلِيْ, وَأُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ, وَكَانَ
النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النِّاسِ كَافَّةً.
( رواه البخاري ومسلم
“Aku telah diberi 5 keistimewaan yang tidak diberikan kepada
seorangpun dari para Nabi sebelumku. 1) Aku diberi pertolongan dengan rasa
takut yang ditanamkan dalam musuh dalam jangkan sebulan (sebelum berperang), 2)
Bumi dijadikan Masjid dan Suci bagiku, maka siapapun yang memasuki waktu Shalat
maka hendaknya ia Shalat (di mana saja), 3) Ghanimah (Harta rampasan perang)
dihalalkan untuk ku, sedangkan tidak pernah dihalalkan untuk seorangpun (dari
para Nabi) sebelumku, 4) Aku diberikan Syafa’at (kelak di hari Kiamat), 5)
Seorang Nabi hanya diutus terbatas (khusus) untuk kaumnya saja, sedangkan aku
diutus untuk semuat Ummat Manusia”. (Hadits Riwayat Bukhari – Muslim)
Bahkan sebagian Ulama’ berpendapat akan keumuman Ayat dan Hadits
tersebut di atas yang menyatakan Nabi Muhammad ﷺ
diutus untuk seluruh Manusia, bahkan termasuk Ummat-Ummat yang terdahulu begitu
pula Nabi-Nabi mereka. Mungkin yang bisa menjelaskan hal ini adalah bahwasannya
Allah Subhanahu wa Ta’al telah mengambil janji di saat pengutusan Nabi Muhammad
ﷺ kepada para Nabi agar setiap orang dari mereka beriman
kepadanya, yaitu Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِذْ أَخَذَ اللهُ مِيْثَاقَ النَّبِيِّيْنَ
لَمَا أَتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مُصَدِّقٌ
لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرَنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ
وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكَ إِصْرِيْ قَالُوْا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوْا
وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ. (آل عمران : 81
“Dan ketika Allah mengambil janji para Nabi terhadap apa yang
Aku (Allah) datangkan baik dari Kitab maupun Hikmah, kemudian datang seorang
Rasul (Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam) yang
membenarkan apa yang kalian bawa, kalian akan beriman kepadanya serta
menolongnya. Allah berfirman : Apakah kalian mengikrarkan dan akan mengambil
janjiku? Mereka (Para Nabi) menjawab : Kami berikrar. Maka Allah berfirman :
Saksikanlah dan Aku bersama kalian menjadi saksi”. (Quran Surat Ali Imran:
81).
Risalah yang diemban Rasulullah ﷺ
adalah rahmat bagi semesta Alam. Maka orang-orang yang beriman dengan
Risalahnya akan selamat di dunia dan akhirat, sedangkan yang mengingkarinya
akan ditimpakan Azab yang menyedihkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً
لِّلْعَالَمِيْنَ. (الأنبياء : 107
“Tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai Rahmat untuk semesta
alam”. (Quran Surat Al-Anbiya': 107).
Di antara hal yang wajib diyakini bagi seorang yang Mukallaf
tentang Nabi Muhammad ﷺ adalah bawahwasannya beliau diutamakan (mengungguli) di atas
para Nabi dan Rasul selainnya, sedangkan Dalil akan hal ini telah disebutkan di
awal. Begitu juga ayat tentang pengutusannya terhadap segenap Ummat Manusia
sudah mencukupi sebagai Dalil atas keutamaannya jika dibandingkan dengan Para
Nabi dan Rasul lainnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلَّناسِ
بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا. ( سبأ : 28
“Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia sebagai
pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan”. (Quran Surat Saba’
: 28)
Begitu juga Hadits berikut yang menunjukkan tentang keutamannya
atas segenap Nabi dan Rasul:
أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ خُرُوْجًا إِذَا
بُعِثُوْا, وَأَنَا خَطِيْبُهُمْ إِذَا وَفَدُوْا, وَأَنَا مُبَشِّرُهُمْ إِذَا
يَئِسُوْا. لِوَاءُ الْحَمْدِ يَوْمَئِذٍ بِيَدِيْ, وَأَنَا أَكْرَمُ وَلَدِ آدَمَ
عَلَى رَبِّيْ وَلاَ فَخْرَ. ( رواه الترمذي
“Aku adalah manusia yang pertama kali keluar saat orang-orang
dibangkitkan (dari kuburnya), aku adalah Khotib mereka tatkala mereka datang
dan aku pemberi kabar gembira manakala mereka berputus asa (pada hari Kiamat).
Bendera Al-Hamd (Pujian) pada hari itu ada di tanganku, sedangkan aku adalah
anak Adam (manusia) yang paling mulia di hadapan Tuhanku namun (aku) tidak
bangga”. (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Di antara hal yang juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad ﷺ
adalah Hadits beliau berikut ini:
أَلاَ وَأَنَا حَبِيْبُ اللهِ وَلاَ فَخْرَ,
وَأَنَا حَامِلُ لِوَاءِ الْحَمْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا
أَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ
يُحَرِّكُ حَلَقَ الْجَنَّةِ فَيَفْتَحُ اللهُ لِيْ فَيُدْخِلُنِيْهَا وَمَعِيَ
فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ
وَالْآخِرِيْنَ وَلاَ فَخْرَ. ( رواه الترمذي
“Ketahuilah aku adalah kekasih Allah namun tidak bangga, aku
adalah pembawa bendera pujian pada hari Kiamat namun tidak bangga, aku adalah
orang yang pertama kali memberikan Syafa’at namun tidak bangga, aku adalah
orang yang pertama kali mengetuk pintu surge hingga Allah membuka untukku dan
memasukkanku ke dalamnya, sedangkan ada orang-orang Fakir yang beriman
bersamaku namun tidak bangga dan aku adalah paling mulianya orang dari awal
sampai akhir namun tidak bangga”. (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam
juga bersabda:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ, وَأَوَّلُ مَنْ يُشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ, وَأَوَّلُ شَافِعٍ
وَمُشَفَّعٍ. ( رواه مسلم
“Aku adalah pimpinan anak Adam pada hari Kiamat, aku adalah
orang yang pertama kali kuburannya terbuka dan aku adalah orang yang pertama
kali memberikan Syafa’at”. (Hadits Riwayat Muslim)
Al Qodhi ‘Iyadh di dalam kitabnya “asy Syifa” menerangkan sebuah
isyarat yang halus dalam Al Quran yang menerangkan keutamaan Rasulullah
SAW atas semua nabi yang mulia, yaitu Allah telah berbicara dan menyeru nabi
nabi itu dengan nama
pribadinya masing masing.
· ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpl itu. ”
(QS. Ash SHaaffat: 1o41o5)
· “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera. ” (QS. Hud: 48)
· “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih [melebihkan] kamu dari
manusia yang lain. ” (QS. Al A‘raf: 144)
· Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa putra
Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia ‘Jadikanlah aku dan ibuku
dua TuHan selain Allah?”’ (QS. Al Maidah: 115)
· Dan demikianlah seterusnya. Mereka semua diseru dengan
menyebut namanya masing² secara langsung. Tidak demikian halnya dengan
penutup para nabi, Rasul Utusan Allah, Muhammad ﷺ.
Allah menyeru Rasulullah dengan menyebutkan jabatannya sebagai Nabi atau Rasul, seperti:
“Hai
Nabi, sesuingguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa khabar
gembira dan peringatan” QS. Al Ahzab: 45
“Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu demi Tuhanmu ”. QS. Al Maidah: 67
Tidak ada di dalam AlQuran satu ayat pun di mana di dalam
pembicaraan Allah kepada Rasulullah itu diseru namanya secara langsung,
seperti halnya dengan nabi nabi yang lain. Semua ayat itu menyeru Nabi
MuHammad ﷺ dengan ungkapan yang menunjukkan nubuwah (sebagai kedudukan dan
jabatannya), tidak ada di dalam ayat ayat itu satu ayat pun yang
menyatakan “Ya Muhammad”.
Hal ini merupakan salah satu isyarat yang halus sekali
menunjukkan kedudukannya yang agung dan bahwasanya Nabi Muhammad ﷺ
adalah Rasul Utusan Allah yang paling utama tanpa kecuali. Semoga Allah
mencurahkan shalawat dan salam atas makhluk pilihan, Nabi yang diutus
sebagai rahmat untuk seluruh Alam, yang telah dimuliakan Allah dengan kemuliaan
yang tidak dapat ditandingi oleh setiap makhluk pun, lalu ia pun dijadikan
pemimpin dan junjungan semua makhluk baik yang terdahulu maupun yang kemudian.
Oleh: Imam Abdullah El-Rashied, Mahasiswa Fakultas Syariah,
Imam Shafie College, Hadhramaut, Yaman. Ditulis di Hadhramaut, pada
Jum’at, 22 Shafar 1437 H/ 4 Desember 2015
Sumber : www.elhooda.net(dengan sedikit penyesuaian)
Judul: Keutamaan Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ Dibanding Rasul Lainnya
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 14:17
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 14:17
0 komentar:
Post a Comment