Wednesday, 16 December 2015

Keutamaan Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ Dibanding Rasul Lainnya

Dinda Sharing - Mengenai keutamaan-keutamaan Nabi Muhammad ﷺ sangatlah panjang untuk dibahas, akan tetapi kami akan menghadirkan perkataan Syeikh kami tentang hal ini yaitu Syeikh Muhammad Ba’athiyah, Rektor Imam Shafie College. Beliau menyebutkan dalam Kitabnya “Mujazul Kalam” penjelasan dari Nadzom “Aqidatul Awam” karya Sayyid Ahmad Al-Marzuqi sebagai berikut:

نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ قَدْ أُرْسِلَا – لِلْعَالَمِيْنَ رَحْمَةً وَفُضِّلَا
“Nabi kita Muhammad telah diutus – Ke Alam Semesta sebagai rahmat dan beliau telah diberi keutamaan (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala)”.
Nabi kita Muhammad  telah diutus untuk alam semesta, (yang dimaksud Alam Semesta adalah segala hal selain Allah Subhanahu wa Ta’ala). Jadi Risalahnya Nabi Muhammad  itu umum untuk semua mahluk bahkan untuk Malaikat bahkan kepada benda mati dan binatang yang mereka tiada mempunyai akal, hanya saja Risalahnya kepada mereka adalah Risalah Ta’rif (Pengenalan), sedangkan untuk Malaikat adalah Risalah Tasyrif (Kemuliaan) bukan Risalah Taklif (Kewajiban menjalankan Syariat Islam).
Ibnu Hajar berkata: “Bahkan Risalahnya kepada Malaikat adalah Risalah Taklif dengan kewajiban yang layak bagi mereka, sedangkan untuk Manusia dan Jin, begitu pula Ya’juj dan Ma’juj adalah Risalah Taklif secara Ijma’ (kesepakatan Ulama’)”.
Barang siapa yang meniadakan keumuman Risalahnya seperti Sekte ‘Isawiyah adalah kafir, (‘Isawiyah adalah salah satu sekte dari Yahudi yang menganggap Nabi Muhammad diutus teruntuk Bangsa Arab saja). Hal ini berlandaskan pada Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلَّناسِ. (سبأ : 28
“Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia”. (Quran Surat Saba': 28)
Begitu juga hal ini berlandaskan pada hadits Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam:
أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ قَبْلِيْ: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ, وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا, فَأَيُّمَا رَجُلٌ مِنْ أُمَّتِيْ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ, وَأُحِلَّتْ لِي الْغَنَائِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ مِنْ قَبْلِيْ, وَأُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ, وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النِّاسِ كَافَّةً. ( رواه البخاري ومسلم

“Aku telah diberi 5 keistimewaan yang tidak diberikan kepada seorangpun dari para Nabi sebelumku. 1) Aku diberi pertolongan dengan rasa takut yang ditanamkan dalam musuh dalam jangkan sebulan (sebelum berperang), 2) Bumi dijadikan Masjid dan Suci bagiku, maka siapapun yang memasuki waktu Shalat maka hendaknya ia Shalat (di mana saja), 3) Ghanimah (Harta rampasan perang) dihalalkan untuk ku, sedangkan tidak pernah dihalalkan untuk seorangpun (dari para Nabi) sebelumku, 4) Aku diberikan Syafa’at (kelak di hari Kiamat), 5) Seorang Nabi hanya diutus terbatas (khusus) untuk kaumnya saja, sedangkan aku diutus untuk semuat Ummat Manusia”. (Hadits Riwayat Bukhari – Muslim)
Bahkan sebagian Ulama’ berpendapat akan keumuman Ayat dan Hadits tersebut di atas yang menyatakan Nabi Muhammad diutus untuk seluruh Manusia, bahkan termasuk Ummat-Ummat yang terdahulu begitu pula Nabi-Nabi mereka. Mungkin yang bisa menjelaskan hal ini adalah bahwasannya Allah Subhanahu wa Ta’al telah mengambil janji di saat pengutusan Nabi Muhammad kepada para Nabi agar setiap orang dari mereka beriman kepadanya, yaitu Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِذْ أَخَذَ اللهُ مِيْثَاقَ النَّبِيِّيْنَ لَمَا أَتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرَنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكَ إِصْرِيْ قَالُوْا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوْا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ. (آل عمران : 81

“Dan ketika Allah mengambil janji para Nabi terhadap apa yang Aku (Allah) datangkan baik dari Kitab maupun Hikmah, kemudian datang seorang Rasul (Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam) yang membenarkan apa yang kalian bawa, kalian akan beriman kepadanya serta menolongnya. Allah berfirman : Apakah kalian mengikrarkan dan akan mengambil janjiku? Mereka (Para Nabi) menjawab : Kami berikrar. Maka Allah berfirman : Saksikanlah dan Aku bersama kalian menjadi saksi”. (Quran Surat Ali Imran: 81).
Risalah yang diemban Rasulullah adalah rahmat bagi semesta Alam. Maka orang-orang yang beriman dengan Risalahnya akan selamat di dunia dan akhirat, sedangkan yang mengingkarinya akan ditimpakan Azab yang menyedihkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ. (الأنبياء : 107
“Tidaklah kami mengutusmu melainkan sebagai Rahmat untuk semesta alam”. (Quran Surat Al-Anbiya': 107).
Di antara hal yang wajib diyakini bagi seorang yang Mukallaf tentang Nabi Muhammad adalah bawahwasannya beliau diutamakan (mengungguli) di atas para Nabi dan Rasul selainnya, sedangkan Dalil akan hal ini telah disebutkan di awal. Begitu juga ayat tentang pengutusannya terhadap segenap Ummat Manusia sudah mencukupi sebagai Dalil atas keutamaannya jika dibandingkan dengan Para Nabi dan Rasul lainnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلَّناسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا. ( سبأ : 28
“Tidaklah kami mengutusmu melainkan untuk semua manusia sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan”. (Quran Surat Saba’ : 28)
Begitu juga Hadits berikut yang menunjukkan tentang keutamannya atas segenap Nabi dan Rasul:
أَنَا أَوَّلُ النَّاسِ خُرُوْجًا إِذَا بُعِثُوْا, وَأَنَا خَطِيْبُهُمْ إِذَا وَفَدُوْا, وَأَنَا مُبَشِّرُهُمْ إِذَا يَئِسُوْا. لِوَاءُ الْحَمْدِ يَوْمَئِذٍ بِيَدِيْ, وَأَنَا أَكْرَمُ وَلَدِ آدَمَ عَلَى رَبِّيْ وَلاَ فَخْرَ. ( رواه الترمذي
“Aku adalah manusia yang pertama kali keluar saat orang-orang dibangkitkan (dari kuburnya), aku adalah Khotib mereka tatkala mereka datang dan aku pemberi kabar gembira manakala mereka berputus asa (pada hari Kiamat). Bendera Al-Hamd (Pujian) pada hari itu ada di tanganku, sedangkan aku adalah anak Adam (manusia) yang paling mulia di hadapan Tuhanku namun (aku) tidak bangga”. (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Di antara hal yang juga menunjukkan keutamaan Nabi Muhammad adalah Hadits beliau berikut ini:
أَلاَ وَأَنَا حَبِيْبُ اللهِ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا حَامِلُ لِوَاءِ الْحَمْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا أَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يُحَرِّكُ حَلَقَ الْجَنَّةِ فَيَفْتَحُ اللهُ لِيْ فَيُدْخِلُنِيْهَا وَمَعِيَ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ فَخْرَ, وَأَنَا أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ وَلاَ فَخْرَ. ( رواه الترمذي
“Ketahuilah aku adalah kekasih Allah namun tidak bangga, aku adalah pembawa bendera pujian pada hari Kiamat namun tidak bangga, aku adalah orang yang pertama kali memberikan Syafa’at namun tidak bangga, aku adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu surge hingga Allah membuka untukku dan memasukkanku ke dalamnya, sedangkan ada orang-orang Fakir yang beriman bersamaku namun tidak bangga dan aku adalah paling mulianya orang dari awal sampai akhir namun tidak bangga”. (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam juga bersabda:
أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, وَأَوَّلُ مَنْ يُشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ, وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَمُشَفَّعٍ. ( رواه مسلم
“Aku adalah pimpinan anak Adam pada hari Kiamat, aku adalah orang yang pertama kali kuburannya terbuka dan aku adalah orang yang pertama kali memberikan Syafa’at”. (Hadits Riwayat Muslim)

Al Qodhi ‘Iyadh di dalam kitabnya “asy Syifa” menerangkan sebuah isyarat yang halus dalam Al Quran yang menerangkan keutamaan Rasulullah SAW atas semua nabi yang mulia, yaitu Allah telah berbicara dan menyeru nabi nabi itu dengan nama pribadinya masing masing.
·  ‘Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpl itu. ” (QS. Ash  SHaaffat: 1o41o5)
·  “Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera. ” (QS. Hud: 48)
·  “Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih [melebihkan] kamu dari manusia yang lain. ” (QS. Al A‘raf: 144)
·  Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman:  ‘Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia  ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua TuHan  selain Allah?”’ (QS. Al Maidah: 115)
·  Dan demikianlah seterusnya.  Mereka semua diseru dengan menyebut namanya masing² secara langsung. Tidak demikian halnya dengan penutup para nabi, Rasul Utusan Allah, Muhammad . Allah menyeru Rasulullah dengan menyebutkan jabatannya sebagai Nabi atau Rasul, seperti:

“Hai Nabi, sesuingguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa khabar gembira dan peringatan” QS. Al Ahzab: 45
 “Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu demi Tuhanmu ”. QS. Al Maidah: 67
Tidak ada di dalam AlQuran satu ayat pun di mana di dalam pembicaraan Allah kepada Rasulullah itu diseru namanya secara langsung,  seperti halnya dengan nabi nabi yang lain. Semua ayat itu menyeru Nabi MuHammad dengan ungkapan yang menunjukkan nubuwah (sebagai kedudukan dan jabatannya), tidak ada di  dalam ayat ayat itu satu  ayat pun yang menyatakan “Ya Muhammad”.
Hal ini merupakan salah satu isyarat yang halus sekali menunjukkan kedudukannya yang agung dan bahwasanya Nabi Muhammad adalah Rasul Utusan Allah yang paling utama tanpa kecuali.  Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam atas  makhluk pilihan, Nabi yang diutus sebagai rahmat untuk seluruh Alam, yang telah dimuliakan Allah dengan kemuliaan yang tidak dapat ditandingi oleh setiap makhluk pun, lalu ia pun dijadikan pemimpin dan junjungan semua makhluk baik yang terdahulu maupun yang kemudian.

Oleh: Imam Abdullah El-Rashied, Mahasiswa Fakultas Syariah, Imam Shafie College, Hadhramaut, Yaman. Ditulis di Hadhramaut, pada Jum’at, 22 Shafar 1437 H/ 4 Desember 2015
Sumber : www.elhooda.net(dengan sedikit penyesuaian)


thumbnail
Judul: Keutamaan Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ Dibanding Rasul Lainnya
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Hikmah dan Renungan :

0 komentar:

Post a Comment

 
Copyright © 2013. About - Sitemap - Contact - Privacy
Template Seo Elite oleh Al Fikr Publisher FreTempl